【Blok律动】6 Juni 23, analis dari Bloomberg termasuk Ziad Daoud menyatakan dalam sebuah laporan bahwa seiring dengan berakhirnya penangguhan tarif yang disebut sebagai tarif timbal balik oleh Presiden AS Trump, risiko geopolitik yang meningkat beriringan dengan kemungkinan peningkatan tarif dalam beberapa minggu mendatang. Konflik di Timur Tengah yang berkepanjangan mungkin memiliki dampak terbesar pada ekonomi dengan lonjakan harga minyak. Dalam keadaan ekstrem penutupan Selat Hormuz, harga minyak mentah mungkin meloncat di atas 130 dolar per barel. Ini dapat membuat CPI AS mendekati 4% di musim panas, sehingga mendorong The Federal Reserve (FED) dan bank sentral lainnya untuk menunda waktu pemotongan suku bunga di masa depan.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa setiap lonjakan besar dalam harga minyak atau gas alam, atau guncangan perdagangan yang disebabkan oleh peningkatan konflik, akan menjadi kendala lain bagi ekonomi dunia.
[Pengguna telah membagikan data perdagangannya. Buka Aplikasi untuk melihat lebih lanjut].
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
【Blok律动】6 Juni 23, analis dari Bloomberg termasuk Ziad Daoud menyatakan dalam sebuah laporan bahwa seiring dengan berakhirnya penangguhan tarif yang disebut sebagai tarif timbal balik oleh Presiden AS Trump, risiko geopolitik yang meningkat beriringan dengan kemungkinan peningkatan tarif dalam beberapa minggu mendatang. Konflik di Timur Tengah yang berkepanjangan mungkin memiliki dampak terbesar pada ekonomi dengan lonjakan harga minyak. Dalam keadaan ekstrem penutupan Selat Hormuz, harga minyak mentah mungkin meloncat di atas 130 dolar per barel. Ini dapat membuat CPI AS mendekati 4% di musim panas, sehingga mendorong The Federal Reserve (FED) dan bank sentral lainnya untuk menunda waktu pemotongan suku bunga di masa depan.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa setiap lonjakan besar dalam harga minyak atau gas alam, atau guncangan perdagangan yang disebabkan oleh peningkatan konflik, akan menjadi kendala lain bagi ekonomi dunia.