Tantangan dan Peluang Penambangan Bitcoin di Amerika Serikat

Trump pernah menyatakan ingin menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat penambangan Bitcoin global. Namun, kebijakan tarif yang ditingkatkan secara menyeluruh baru-baru ini justru membuat visi ini terjebak dalam kesulitan.

Dalam konferensi cryptocurrency, Trump menjelaskan rencananya kepada para pendukung Bitcoin yang antusias. Dia berkata: "Saya akan membuat Bitcoin ditambang, dicetak, dan diproduksi di Amerika Serikat. Kalian akan sangat puas dengan ini."

Sejak kembali berkuasa, Trump pada dasarnya telah memenuhi janjinya: membangun cadangan koin Bitcoin nasional, mengganti kepala lembaga pengawas yang sebelumnya keras terhadap perusahaan kripto, dan menunjuk seorang pejabat yang khusus bertanggung jawab untuk merumuskan aturan industri. Namun, di bidang penambangan Bitcoin yang krusial, tindakannya tampak kontradiktif. Di satu sisi, ia mendukung perusahaan penambangan lokal, di sisi lain, ia juga meningkatkan biaya industri melalui kebijakan tarif.

Pada 2 April, Trump mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap beberapa negara, termasuk tarif 55% untuk barang-barang dari China, serta tarif antara 24% hingga 36% untuk Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Kebijakan ini menghadapkan perusahaan penambangan AS yang bergantung pada pemasok China pada tantangan lonjakan biaya perangkat keras.

Namun, tarif ini juga membawa peluang: mereka dapat mendukung produsen mesin penambangan kecil di Amerika Serikat, karena mesin penambangan yang dibuat di AS tidak terpengaruh oleh tarif impor baru.

Apakah produsen perangkat keras Amerika dapat memanfaatkan kesempatan ini, sangat tergantung pada apakah perusahaan penambangan Amerika dapat menanggung dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh tarif.

Menghadapi tekanan kenaikan biaya, banyak perusahaan penambangan AS telah mulai menyesuaikan arah bisnis mereka, beralih ke kecerdasan buatan dan bisnis pusat data lainnya untuk mencari sumber keuntungan yang lebih stabil. Tren ini membuat visi "negara super Bitcoin" menghadapi risiko terhenti.

Kepala penelitian Bitcoin di perusahaan investasi CoinShares, Chris Bendiksen, mengatakan: "Jika situasi terus berkembang seperti ini, bisnis penambangan akan terus terdesak keluar dari Amerika Serikat. Kita mungkin telah menyaksikan puncak industri penambangan di Amerika Serikat."

Juru bicara Gedung Putih membantah klaim bahwa tarif dapat merusak ambisi penambangan Bitcoin Trump. Dia menyatakan: "Kita dapat mendorong lokalisasi manufaktur perangkat keras melalui kebijakan tarif, dan kita juga dapat menggunakan kebijakan energi untuk mengurangi biaya operasional perusahaan penambangan Bitcoin."

Penambangan Bitcoin pada dasarnya adalah perlombaan persenjataan perangkat keras. Perusahaan penambangan harus terus meningkatkan peralatan mereka untuk memastikan bahwa kekuatan komputasi mereka cukup untuk mengalahkan pesaing, sehingga memenangkan hak untuk memproses blok transaksi dan mendapatkan hadiah Bitcoin.

Di bidang ini, dua produsen asal China hampir memonopoli pasar global. Lembaga di bawah Universitas Cambridge memperkirakan bahwa kedua perusahaan ini mengendalikan 97% pangsa pasar mesin penambangan.

Kebijakan tarif baru memaksa banyak perusahaan penambangan AS yang bergantung pada mesin penambangan China untuk meninjau kembali strategi rantai pasokan mereka dan mencari alternatif.

Analis percaya bahwa produsen mesin penambangan Auradine yang berbasis di Santa Clara mungkin merupakan salah satu yang paling diuntungkan. Perusahaan ini telah beroperasi selama tiga tahun dan sulit untuk menggoyahkan posisi pasar produsen asal China. Namun, sejak Trump mengumumkan tarif baru, volume konsultasi pelanggan Auradine meningkat pesat.

Pendiri dan CEO Auradine mengatakan: "Kami melihat minat pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para penambang ingin memastikan bahwa mereka dapat melindungi risiko tarif di bawah kondisi kebijakan apa pun."

Untuk memanfaatkan peluang ini, Auradine baru-baru ini meluncurkan lini produk penambangan Bitcoin generasi baru dan mengumpulkan 153 juta dolar dalam putaran pendanaan C.

Namun, apakah Auradine benar-benar dapat memanfaatkan kebijakan tarif masih tergantung pada apakah perusahaan pertambangan AS dapat menanggung dampak tarif terhadap pesanan yang ada.

Saat ini, situasi bagi perusahaan penambangan bisa dibilang semakin buruk. Meskipun harga Bitcoin yang meningkat membawa ruang keuntungan tertentu, namun kompetisi di industri yang semakin ketat, penurunan biaya transaksi, serta pengurangan hadiah blok Bitcoin telah secara signifikan mengecilkan margin keuntungan perusahaan penambangan.

Sementara itu, perusahaan penambangan juga menghadapi persaingan ketat dari perusahaan AI, yang dengan kekuatan modal yang cukup, sedang merebut sumber daya energi terbatas di Amerika Serikat. Prediksi terbaru dari Departemen Energi AS menunjukkan bahwa pada tahun 2028, konsumsi listrik industri AI dapat mencapai 22% dari total konsumsi listrik rumah tangga di seluruh AS.

Banyak perusahaan penambangan Bitcoin yang beroperasi di Amerika Serikat telah mencari untuk mendiversifikasi perkembangan, keluar dari pasar penambangan, dan mengubah fasilitas mereka untuk menyesuaikan dengan pelatihan kecerdasan buatan dan komputasi berkinerja tinggi. Hanya sedikit perusahaan besar yang masih fokus pada penambangan Bitcoin.

Bendiksen menggambarkan: "Penambang selalu menjadi pembeli listrik yang cerdas, mereka seperti burung pemakan bangkai di jaringan listrik. Tetapi sekarang, perusahaan AI bersedia membayar harga listrik yang lebih tinggi, ruang hidup perusahaan penambangan semakin tertekan."

Seorang CEO perusahaan penambangan berpendapat bahwa hanya mengandalkan kenaikan tarif tidak cukup untuk memaksa para penambang Bitcoin meninggalkan Amerika Serikat. Dibandingkan dengan biaya energi, pengaruh tarif impor perangkat keras terhadap biaya operasional keseluruhan perusahaan penambangan relatif kecil.

Namun, di tengah lingkungan pasar yang sudah penuh tantangan, efek tumpang tindih dari kebijakan tarif jelas memperburuk kesulitan industri.

Profesor ekonomi dari Universitas Warwick, Thiemo Fetzer menganalisis: "Dalam kebanyakan kasus, guncangan seperti ini akan menyebabkan industri mulai berintegrasi. Kita kemungkinan besar akan melihat penambang kecil tereliminasi, karena kenaikan biaya peralatan dan meningkatnya ketidakpastian rantai pasokan membuat kelangsungan hidup mereka semakin sulit."

Menghadapi tantangan pasar Amerika, banyak perusahaan penambangan mulai mengembangkan bisnis mereka ke luar negeri untuk menghindari risiko tarif.

Sementara itu, produsen mesin penambangan di Cina juga mempercepat penataan produksi di Amerika Serikat untuk menghindari hambatan tarif.

Saat ini, perusahaan penambangan Bitcoin umumnya dalam keadaan menunggu. Sebelum periode penangguhan 90 hari tarif baru Trump berakhir pada bulan Juli, dampak akhirnya masih tidak jelas, banyak perusahaan karena itu menunda keputusan pengadaan perangkat keras.

Dari permukaan, kebijakan tarif Trump bertentangan dengan ambisi dia untuk mengembangkan industri penambangan Bitcoin di Amerika.

Untuk mencapai dua tujuan sekaligus: mendukung produsen mesin penambangan Amerika, dan memastikan kelangsungan hidup perusahaan penambangan di Amerika, pemerintahan Trump mungkin perlu menggunakan alat kebijakan lain, seperti mendorong pembangunan infrastruktur energi, untuk menurunkan biaya listrik perusahaan penambangan.

Gedung Putih mengklaim bahwa serangkaian perintah eksekutif baru-baru ini akan membantu menurunkan harga energi di Amerika Serikat. Namun, kenyataannya banyak perusahaan penambangan masih mengurangi bisnis domestik mereka dan beralih ke AI atau bidang lainnya.

Bendiksen menyimpulkan: "Janji Trump tentang 'Bitcoin se-Amerika' tampaknya hanya omong kosong. Ini lebih mirip merespons sentimen nasionalisme, daripada kebijakan industri yang nyata."