Tantangan dan Prospek Masa Depan Penanganan Hukum Uang Virtual
Belakangan ini, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang jaksa menarik perhatian terhadap keadaan penanganan hukum terhadap uang virtual di negara kita. Sebagai seorang pengacara yang memiliki penelitian di bidang ini, saya merasa perlu untuk melakukan analisis singkat terhadap artikel tersebut, terutama untuk mengevaluasi secara komprehensif saran model penanganan yang diusulkan di dalamnya.
I. Status Penanganan Hukum Uang Virtual
Saat ini, terdapat lima cara utama untuk menangani koin virtual yang terlibat dalam praktik peradilan di negara kita:
Pengadilan memutuskan agar terdakwa langsung mengembalikan Uang Virtual kepada korban.
Pengadilan memutuskan terdakwa untuk mengganti kerugian kepada korban setara dengan nilai RMB.
Badan kepolisian melakukan penyitaan koin yang disita, dan pengadilan akan menyita uang hasil penjualannya.
Lembaga peradilan mengambil cara alternatif untuk menghindari penanganan langsung terhadap Uang Virtual yang terlibat dalam kasus.
Ketidakjelasan atau pernyataan yang samar mengenai pengelolaan Uang Virtual yang terlibat dalam putusan pengadilan adalah situasi yang paling umum.
Berdasarkan pengalaman praktis, situasi pertama relatif jarang terjadi, terutama karena apakah Uang Virtual termasuk dalam barang dalam hukum pidana di negara kita masih belum ada kepastian. Meskipun beberapa praktisi hukum mulai mengakui sifat kekayaan dari koin virtual utama, masih ada banyak orang yang memiliki pendapat berbeda.
Kasus kedua sering terjadi ketika dana korban diubah menjadi uang virtual oleh pelaku kejahatan. Pengadilan biasanya akan memutuskan untuk mengembalikan jumlah uang virtual yang sesuai atau RMB setelah dikonversi, tetapi karena adanya kehilangan nilai selama proses penanganan, sangat sulit untuk memberikan kompensasi yang setara.
Situasi ketiga lebih umum dalam praktik, terutama berlaku untuk kasus yang tidak memiliki korban tertentu, dan dana akhirnya akan disetorkan ke kas negara.
Kasus keempat dan kelima mencerminkan ketidakseragaman standar penanganan uang virtual dalam praktik peradilan saat ini. Bahkan, beberapa lembaga peradilan mengambil cara penanganan yang mungkin tidak sesuai.
Dua, Kendala dan Saran dalam Penanganan Hukum
(I) Dilema Penanganan Hukum
Jaksa mengemukakan beberapa kesulitan nyata yang dihadapi dalam penanganan hukum, seperti kurangnya alat kontrol, cara penyimpanan yang tidak tepat, dan cara pelaksanaan yang tidak konsisten. Namun, ini hanyalah masalah permukaan dan bukan penyebab yang mendasar.
Ketiadaan alat kontrol terutama berasal dari karakteristik teknologi blockchain dan uang virtual itu sendiri, yang merupakan perwujudan teknologi yang melampaui hukum. Sementara itu, masalah cara penyimpanan dan pelaksanaan memang perlu diperbaiki.
(二)Saran untuk Penanganan Hukum di Masa Depan
Jaksa mengajukan dua rekomendasi utama:
Penanganan Terpusat: Disarankan agar lembaga berwenang memimpin pendirian platform manajemen konversi koin virtual secara nasional atau provinsi, untuk menghindari ketidakselarasan antara lembaga peradilan di berbagai daerah.
Penanganan resmi: Disarankan agar bank dan lembaga resmi lainnya langsung terlibat dalam bisnis konversi Uang Virtual, bukan mengandalkan perusahaan pihak ketiga.
Tiga, Evaluasi Saran untuk Jaksa
Dari sudut pandang kelayakan praktis, ada beberapa masalah dengan saran-saran ini:
Pertama, berdasarkan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh sepuluh kementerian dan lembaga negara pada 15 September 2021, secara tegas melarang semua pihak di daratan Tiongkok untuk terlibat dalam bisnis pertukaran antara Uang Virtual dan mata uang fiat. Ini bertentangan dengan saran untuk membangun platform manajemen domestik atau bagi bank untuk langsung terlibat dalam bisnis pencairan.
Kedua, saat ini penanganan pihak ketiga tidak dilakukan langsung oleh perusahaan domestik yang membeli Uang Virtual. Praktik yang sesuai adalah perusahaan penanganan domestik menerima kuasa, kemudian mendelegasikan kuasa tersebut kepada entitas yang mematuhi aturan di luar negeri untuk melakukan penanganan, guna menghindari pelanggaran terhadap peraturan yang relevan.
Akhirnya, bisnis penyelesaian hukum melibatkan berbagai bidang kompleks seperti hukum, keuangan, dan perpajakan. Penyelesaian yang seragam mungkin akan mengurangi semangat lembaga peradilan di tingkat dasar untuk memberantas kejahatan terkait, yang mengakibatkan berkurangnya sumber kasus.
Pengelolaan hukum terhadap Uang Virtual adalah masalah yang kompleks, yang perlu mencari keseimbangan antara hukum, teknologi, dan praktik operasional. Model pengelolaan di masa depan harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak, sambil mematuhi peraturan yang ada, dan merumuskan rencana pengelolaan yang sesuai dan efisien.
Lihat Asli
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
10 Suka
Hadiah
10
4
Bagikan
Komentar
0/400
HappyToBeDumped
· 07-04 06:41
Kepatuhan bagaimana cara mengaturnya, teknik bagaimana cara dipelajari
Lihat AsliBalas0
PanicSeller
· 07-04 06:33
Gila jebakan, satu lingkaran mengunci yang lain
Lihat AsliBalas0
PumpDetector
· 07-04 06:31
ngmi... birokrat masih berusaha mengejar teknologi seperti biasa smh
Lihat AsliBalas0
MemecoinResearcher
· 07-04 06:27
ngl hari lain, kekacauan regulasi lagi... korelasi antara hukum dan teknologi = -0.99
Kendala dan Inovasi Model Penanganan Hukum Uang Virtual
Tantangan dan Prospek Masa Depan Penanganan Hukum Uang Virtual
Belakangan ini, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang jaksa menarik perhatian terhadap keadaan penanganan hukum terhadap uang virtual di negara kita. Sebagai seorang pengacara yang memiliki penelitian di bidang ini, saya merasa perlu untuk melakukan analisis singkat terhadap artikel tersebut, terutama untuk mengevaluasi secara komprehensif saran model penanganan yang diusulkan di dalamnya.
I. Status Penanganan Hukum Uang Virtual
Saat ini, terdapat lima cara utama untuk menangani koin virtual yang terlibat dalam praktik peradilan di negara kita:
Berdasarkan pengalaman praktis, situasi pertama relatif jarang terjadi, terutama karena apakah Uang Virtual termasuk dalam barang dalam hukum pidana di negara kita masih belum ada kepastian. Meskipun beberapa praktisi hukum mulai mengakui sifat kekayaan dari koin virtual utama, masih ada banyak orang yang memiliki pendapat berbeda.
Kasus kedua sering terjadi ketika dana korban diubah menjadi uang virtual oleh pelaku kejahatan. Pengadilan biasanya akan memutuskan untuk mengembalikan jumlah uang virtual yang sesuai atau RMB setelah dikonversi, tetapi karena adanya kehilangan nilai selama proses penanganan, sangat sulit untuk memberikan kompensasi yang setara.
Situasi ketiga lebih umum dalam praktik, terutama berlaku untuk kasus yang tidak memiliki korban tertentu, dan dana akhirnya akan disetorkan ke kas negara.
Kasus keempat dan kelima mencerminkan ketidakseragaman standar penanganan uang virtual dalam praktik peradilan saat ini. Bahkan, beberapa lembaga peradilan mengambil cara penanganan yang mungkin tidak sesuai.
Dua, Kendala dan Saran dalam Penanganan Hukum
(I) Dilema Penanganan Hukum
Jaksa mengemukakan beberapa kesulitan nyata yang dihadapi dalam penanganan hukum, seperti kurangnya alat kontrol, cara penyimpanan yang tidak tepat, dan cara pelaksanaan yang tidak konsisten. Namun, ini hanyalah masalah permukaan dan bukan penyebab yang mendasar.
Ketiadaan alat kontrol terutama berasal dari karakteristik teknologi blockchain dan uang virtual itu sendiri, yang merupakan perwujudan teknologi yang melampaui hukum. Sementara itu, masalah cara penyimpanan dan pelaksanaan memang perlu diperbaiki.
(二)Saran untuk Penanganan Hukum di Masa Depan
Jaksa mengajukan dua rekomendasi utama:
Penanganan Terpusat: Disarankan agar lembaga berwenang memimpin pendirian platform manajemen konversi koin virtual secara nasional atau provinsi, untuk menghindari ketidakselarasan antara lembaga peradilan di berbagai daerah.
Penanganan resmi: Disarankan agar bank dan lembaga resmi lainnya langsung terlibat dalam bisnis konversi Uang Virtual, bukan mengandalkan perusahaan pihak ketiga.
Tiga, Evaluasi Saran untuk Jaksa
Dari sudut pandang kelayakan praktis, ada beberapa masalah dengan saran-saran ini:
Pertama, berdasarkan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh sepuluh kementerian dan lembaga negara pada 15 September 2021, secara tegas melarang semua pihak di daratan Tiongkok untuk terlibat dalam bisnis pertukaran antara Uang Virtual dan mata uang fiat. Ini bertentangan dengan saran untuk membangun platform manajemen domestik atau bagi bank untuk langsung terlibat dalam bisnis pencairan.
Kedua, saat ini penanganan pihak ketiga tidak dilakukan langsung oleh perusahaan domestik yang membeli Uang Virtual. Praktik yang sesuai adalah perusahaan penanganan domestik menerima kuasa, kemudian mendelegasikan kuasa tersebut kepada entitas yang mematuhi aturan di luar negeri untuk melakukan penanganan, guna menghindari pelanggaran terhadap peraturan yang relevan.
Akhirnya, bisnis penyelesaian hukum melibatkan berbagai bidang kompleks seperti hukum, keuangan, dan perpajakan. Penyelesaian yang seragam mungkin akan mengurangi semangat lembaga peradilan di tingkat dasar untuk memberantas kejahatan terkait, yang mengakibatkan berkurangnya sumber kasus.
Pengelolaan hukum terhadap Uang Virtual adalah masalah yang kompleks, yang perlu mencari keseimbangan antara hukum, teknologi, dan praktik operasional. Model pengelolaan di masa depan harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak, sambil mematuhi peraturan yang ada, dan merumuskan rencana pengelolaan yang sesuai dan efisien.