Pada April 2025, Presiden Amerika Serikat mengumumkan tarif 104% pada barang ekspor China, mencakup area kunci seperti teknologi, energi hijau, baja, dan mobil. Langkah ini dianggap sebagai respons keras terhadap "perdagangan tidak adil," dan pasar umumnya percaya bahwa ini menandakan intensifikasi dari pengunduran diri dari globalisasi, yang mengisyaratkan pembentukan lanskap ekonomi perang dingin yang baru.
Setelah kebijakan diumumkan, pasar saham global merosot selama empat hari berturut-turut, dengan indeks S&P 500 jatuh di bawah 5000 poin. Raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft mengalami penurunan signifikan dalam harga saham mereka, dan kapitalisasi pasar global menghilang lebih dari $10 triliun hanya dalam beberapa hari. Harga emas sementara naik, tetapi dengan cepat jatuh kembali saat imbal hasil Treasury AS melonjak, memberikan tekanan besar pada pasar makro secara keseluruhan.
Meskipun Aset Kripto tidak terpengaruh secara langsung oleh tarif, sentimen pasar dan aliran modal tetap terpengaruh. Total nilai pasar pasar kripto turun dari $3,9 triliun menjadi $2,5 triliun, dengan Bitcoin turun di bawah $75.000 dan ETH jatuh di bawah $1.400, sementara sebagian besar altcoin mengalami koreksi yang signifikan. Perlu dicatat bahwa pangsa pasar Bitcoin terus meningkat, mencerminkan pergeseran struktural di mana koin mainstream menyerap dana dari koin yang lebih kecil.
Data on-chain menunjukkan bahwa pemegang Bitcoin di rentang harga tinggi tidak melakukan penjualan panik; sebaliknya, jumlah alamat aktif dan volume transaksi telah rebound, menunjukkan bahwa dana masih mencari peluang masuk. Indeks Ketakutan dan Keserakahan Aset Kripto telah turun menjadi 17, yang berada di zona ketakutan ekstrem. Ada ketidaksesuaian sementara antara sentimen dan perilaku on-chain, menunjukkan bahwa pasar mungkin sedang mengalami penyesuaian valuasi.
Dalam jangka panjang, perubahan struktural yang dibawa oleh perang dagang dapat mendorong Bitcoin untuk beralih dari "emas digital" menjadi aset safe-haven yang lebih luas. Namun, ketidakpastian makroekonomi dan regulasi tetap menjadi tantangan. Inovasi dalam industri Aset Kripto sedang melambat, dan efek positif dari ETF belum terwujud, karena industri saat ini berada di persimpangan antara keyakinan dan realitas.
Kenaikan tarif baru-baru ini mengungkapkan tren de-globalisasi dan krisis kepercayaan pada dolar AS. Penempatan aset kripto dalam sistem keuangan global sedang mengalami penyesuaian. Beberapa bulan mendatang akan menjadi periode kritis untuk mengamati apakah Bitcoin benar-benar menjadi aset yang aman. Jika ia dapat stabil atau rebound, itu akan menjadi sinyal penting bagi pasar kripto.